Saturday, January 23, 2010

Tafsir Ringkas QS Al-Anfal : 1 - 4

1) Mereka menanyakan kepadamu tentang (pembagian) hasil rampasan perang.
Katakanlah: "Hasil rampasan perang adalah kepunyaan Allah dan Rasul, oleh sebab itu bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah perhubungan di antara sesamamu; dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu adalah orang-orang yang beriman."

2) Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.

3) (Yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rizki yang kami berikan kepada mereka.

4) Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rizki (nikmat) yang mulia. (QS Al-Anfal [8]: 1-4)


Surah Al-Anfal adalah surah kelapan dalam urutan surah-surah Al-Qur’an sesuai dengan susunan Mushaf.
Surah ini tepatnya turun dalam Perang Badar di bulan Ramadhan pada tahun kedua Hijriyah,
yakni sembilan belas bulan setelah peristiwa hijrah Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam dari Mekkah ke Madinah.


Tema utama surah ini bisa disimpulkan dari dua kata kunci yaitu iman dan jihad. Antara keduanya memang ada keterkaitan yang sangat erat. Iman merupakan syarat utama jihad yang sah dan benar. Disamping itu iman juga merupakan motivator utama dalam berjihad. Sehingga, tanpa adanya iman yang kokoh dan kuat tidak dapat dibayangkan bahwa seseorang akan siap maju ke medan jihad yang menuntut berbagai bentuk pengorbanan. Sementara itu, jihad adalah jalan dan cara terbaik yang dilakukan oleh seorang mukmin untuk menggapai kesempurnaan iman. Di saat yang sama, jihad juga merupakan salah satu saranan terpenting dalam Islam untuk membuktikan dan menunjukkan tingkat kejujuran serta kemurnian iman seseorang.

-sebab Turunnya Ayat (Asbabun Nuzul)


Imam Ahmad meriwayatkan dalam kitabnya Al-Musnad dari sahabat ’Ubadah bin Ash-Shamit yang mengatakan,”Tentang kamilah (peserta Perang Badar) surah Al-Anfal ini turun. Yakni pada saat kami sedang berselisih seputar hasil rampasan perang, yang menjadikan akhlak kami sempat ”memburuk”. Maka Allah-pun mengambilnya dari tangan kami, dan menyerahkannya kepada Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam. Maka beliau – shallallahu ’alaihi wasallam – pun membagikannya kepada kaum muslimin secara merata.”

Riwayat lain yang juga ada dalam Musnad Imam Ahmad menceritakan ungkapan ’Ubadah bin Ash-Shamit tersebut bahwa setelah Allah memberikan kemenangan kepada kaum muslimin atas kaum kafir pada Perang Badar, sebahagian sahabat melakukan pengejaran terhadap musuh-musuh Allah yang lari dari medan pertempuran. Sebagian yang lain bertugas mengumpulkan hasil rampasan perang. Sedangkan kelompok ketiga bertugas menjaga benteng pertahanan terakhir dimana Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam berada untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan ancaman terhadap diri beliau. Setelah semua berkumpul pada malam harinya, terjadilah perselisihan antara ketiga kelompok sahabat tersebut.

Kerana masing-masing kelompok mengatakan bahwa merekalah yang lebih berhak atas hasil rampasan perang daripada yang lain, maka turunlah firman Allah:


’Mereka bertanya kepadamu tentang hasil rampasan perang.
Katakanlah: Hasil rampasan perang adalah untuk Allah dan Rasul-Nya.
Maka bertaqwalah kepada Allah dan perbaikilah hubungan diantara sesama kalian... dan seterusnya’ (permulaan QS Al-Anfal).
>